Senin, 16 Januari 2017

Melucu Untuk Mengkritik



Menjadi aktris, komedian, sutradara, penulis skenario, produser, hingga pengisi suara film animasi. Mindy Kaling (35) terlihat menjalani  semua profesi itu dengan mudah. Apalagi, pada tahun 2013, wanita bernama lengkap Vera Mindy Chokalingam ini disebut-sebut sebagai salah satu dari 50 Coolest and Most Creative Entertainers oleh Entertainment Weekly dan 100 Most Influential People in The World oleh majalah Time. Namun, seperti bintang besar lainnya, kesuksesannya itu diperoleh dengan kerja keras dan ‘merangkak’ dari bawah.

Melucu untuk Mengkritik

Popularitas Mindy tak bisa terlepas dari karakter Kelly Kapoor, seorang customer service representative berdarah India, yang ia perankan dalam serial televisi The Office pada tahun 2003 hingga 2008. Pembawaan Kelly yang cerewet, senang bergosip, dan jenaka disebut-sebut majalah Slate sebagai salah satu daya tarik serial ini.

    Mulai berkontribusi dalam The Office sebagai penulis skenario, keberadaan karakter seperti Kelly memberi wanita lulusan jurusan penulisan naskah dari Dartmouth College, New Hampshire, Amerika Serikat, ini ruang luas untuk mengeksplorasi perbedaan, akulturasi, serta pertentangan budaya India dan Amerika. Lahir dari pasangan berdarah India murni, Avu dan dr. Swati Chokalingam, yang merupakan imigran dari Nigeria, Mindy tahu betul rasanya tumbuh sebagai kelompok minoritas dengan latar belakang budaya keluarga yang sangat berbeda.

Wanita kelahiran 24 Juni 1979 ini pun dapat berbicara lebih lantang, dengan cara yang ringan tentunya, mengenai hal-hal yang menarik perhatiannya, seperti diskriminasi ras hingga stereotip terhadap orang keturunan India-Amerika. Pemikirannya yang kritis ini berpadu sempurna dengan kecerdasan dan selera humornya yang berkelas. Tak heran jika ia selalu mampu menghadirkan skenario dengan dialog-dialog cerdas, penuh sindiran, dan jenaka tentunya.

Rupanya, itu pula alasan Time memilihnya sebagai salah satu orang paling berpengaruh di dunia. Dalam situsnya, Time menampilkan komentar Ed Helms (41), aktor dan teman baik Mindy, mengenai alasan terpilihnya wanita ini dalam daftar tersebut bersama Michelle Obama dan Shonda Rhimes.

“Mindy adalah wujud nyata karakter brilian, hebat, dan konyol. Ia punya gaya tertawa yang segar, yang bagus untuk jiwa kita, tapi dia tidak terlihat membodohi diri sendiri dengan lelucon-lelucon cerdasnya. Apa pun isunya, ia selalu dapat diandalkan untuk dapat melihat hal tersebut dengan selera humor yang bagus dan pendirian yang kuat,” ujar bintang film Hangover tersebut.

Jiwa kritis dan jenakanya  makin ‘hidup’ ketika ia dipercaya membintangi peran utama  sekaligus menulis skenario untuk show televisi berjudul The Mindy Project, produksi Universal Television, sejak tahun 2008. Berperan sebagai Mindy Lahiri, seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi muda yang berupaya menyeimbangkan kehidupan profesional dan pribadinya, Mindy lagi-lagi dapat mengeksplorasi kelebihannya untuk mengkritisi isu-isu kehidupan sehari-hari dengan lucu.

Salah satu isu yang paling sering ia angkat adalah body image. Tanpa berkesan sarkastis, pandangan Mindy yang kritis selalu berhasil menginspirasi para penonton. Contohnya ketika seseorang mengomentarinya gemuk di salah satu adegan. Dengan santai, Mindy versi dokter itu hanya berujar, “Saya tidak gemuk. Saya hanya terombang-ambing antara chubby dan berisi.” Ya, setidaknya hal itu bisa ‘mencubit’ orang-orang yang suka berkomentar seenaknya mengenai bentuk tubuh orang lain.

Penolakannya untuk ‘dikendalikan’ oleh citra tubuh ideal disambut luar biasa oleh para penggemarnya. Di mata mereka, Mindy ibarat wanita superhero yang mampu membela martabat wanita berukuran tubuh normal. Berbagai komentar menarik bermunculan, seperti, “Menyenangkan sekali bahwa Mindy Kaling tidak merasa perlu menjadi bagian dari kelompok cantik yang ideal,” dan “Sungguh menyegarkan bahwa Mindy merasa nyaman untuk tampil sebagai dirinya sendiri dan menjadi monster laut yang gembrot.”

Sayangnya, Mindy merasa pujian-pujian itu berbalik menyerangnya. Dalam wawancaranya dengan majalah Vogue, ia mengatakan bahwa ia tidak merasa perlu bertubuh kurus. “Saya tidak ingin jadi kurus. Saya secara konstan memperbaiki diri saya, tapi saya tidak menyiksa diri saya demi hal itu,” ujarnya kesal karena diidentikkan sebagai wanita gemuk yang pemalas.

Masih dengan nada kesal, wanita yang mengaku berukuran 10 ini juga berujar, “Ngomong-ngomong, saya juga melakukan olahraga dan  lari, lho. Butuh usaha keras untuk menjadi wanita chubby dan normal,” ungkapnya.(EKA)


http://www.femina.co.id/article/melucu-untuk-mengkritik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar