Senin, 16 Januari 2017

Punya Rekan Kerja yang Bermuka Dua? Baca Ini



Foto: Pixabay

Lain di depan, lain pula di belakang. Saat di depan Anda atau rekan kerjanya, ia bisa memasang raut wajah manis penuh persahabatan. Tapi, di balik punggung, ia tega menebar fitnah kejam, yang bisa mengganggu atmosfer kerja. Ulahnya ini sering menjadi pemicu pecahnya konflik di lingkungan kerja.

Bawahan bermuka dua biasanya memang tak ragu menggunakan jalan pintas untuk memperoleh keinginannya. Antara lain, dengan menebarkan kabar miring yang bertujuan menjatuhkan kredibilitas seseorang di mata atasan. Curhatan rekan kerja dipakainya sebagai umpan untuk mengail masalah. Makin impulsif dan sensitif sang atasan, makin mudah pekerjaan si muka dua dalam melancarkan serangan black campaign-nya.

Solusi: Di sinilah kearifan Anda diuji. Sebagai atasan, Anda dituntut untuk lebih mengandalkan logika dan fakta di atas emosi. Untuk mendapatkan informasi berimbang, Anda perlu mendengar versi dari pihak terlapor. Lakukan juga klarifikasi terhadap pihak lain, yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan laporan yang masuk. Setelah semua fakta terkumpul, ada baiknya jika Anda mempertemukan kedua belah pihak, baik si pelapor maupun terlapor, untuk menguji hipotesis sementara Anda. Kondisi ini memang sangat tidak nyaman. Namun, justru pada kesempatan ini Anda bisa menangkap cerita tidak konsisten, yang biasanya akan ditunjukkan oleh si muka dua.

Khusus menghadapi karyawan seperti ini, Anda tak perlu ragu bertindak tegas. Berbekalkan bukti dan fakta yang valid, Anda bisa menjatuhkan ultimatum atau peringatan keras. Tekankan bahwa ulahnya bisa menimbulkan kericuhan dan mengakibatkan suasana kerja jadi tidak kondusif. (f)
 
Naomi Jayalaksana

http://www.femina.co.id/career/punya-rekan-kerja-yang-bermuka-dua-baca-ini

Ternyata Cek E-mail di Luar Jam Kerja Bisa Menguras Energi Anda!


Foto: Fotosearch

Karyawan yang baik mesti ‘on’ terhadap pekerjaannya 24 jam tiap harinya? Ini tidak sepenuhnya benar. Menurut penelitian yang diterbitkan di Jurnal of Occupational Health Psychology, memikirkan pekerjaan di luar jam kantor—bahkan sekadar merespons e-mail dari bos—akan bikin stres plus mengganggu kesehatan.
           
Sebanyak 300 responden diminta menceritakan suasana lingkungan kerja plus kebiasaan mereka dalam merespons e-mail di hari kerja, akhir pekan, maupun saat berlibur. Mereka yang paling sering cek e-mail di luar kantor pun mengaku kehilangan energi untuk bekerja keesokan harinya, plus jadi nggak fokus. Dengan fakta ini, peneliti menyarankan karyawan untuk menjauhkan diri dari e-mail begitu lepas jam kerja. Bisakah kita melakukannya?


Vini Damayanti

http://www.femina.co.id/career/ternyata-cek-e-mail-di-luar-jam-kerja-bisa-menguras-energi-anda-

5 Hal yang Perlu Diingat Saat (Terpaksa) Mempertahankan Pekerjaan Menyebalkan


Foto: Fotosearch

Kalau disuruh membuat daftar 'hal-hal yang kita benci dari pekerjaan' pasti banyak banget yang ingin ditulis. Mulai dari nominal gaji, rekan kerja reseh, bos galak, lokasi kantor yang nggak strategis, dan masih terus bertambah. Sebenarnya kita cuma perlu mengingat 5 hal untuk mempertahankan pekerjaan yang (sebenarnya) kita benci...
 
1. Bersyukur
Kita memang perlu bersyukur karena masih punya pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan finansial. Selain itu, secara fisik, mental, dan emosional pun kita tergolong sehat sehingga bisa bekerja dengan baik. Sst... tunjangan dan bonus dari kantor juga patut disyukuri!
2. Perubahan = kebaikan
Selain mengubah perspektif negatif terhadap pekerjaan, coba cari cara untuk meminimalisir hal-hal nggak asyik dari pekerjaan tersebut. Misalnya kita terpaksa lembur gara-gara banyak pekerjaan, sisihkan sedikit waktu untuk lebih mengenal rekan kerja yang juga sering lembur. Kalau punya teman 'seperjuangan' pasti kita bakal lebih kuat, tuh.

3. Punya pilihan
Yap, kita sendiri yang bisa memutuskan mau berhenti atau mencoba terus beradaptasi dengan pekerjaan tersebut. Masing-masing pasti ada konsekuensinya, jadi mulai saja bikin perbandingan 'untung-rugi' mempertahankan pekerjaan kita.

4.
Selalu senang
Meski nggak menyukai pekerjaannya, kita tetap bisa 'menularkan' kegembiraan di tempat kerja, kok! Mulailah dengan memasang senyum saat berada di kantor. Senyum merupakan senjata ampuh untuk meningkatkan mood bekerja. Soalnya dengan suasana hati yang senang pasti pekerjaan kita akan lebih cepat selesai. Untuk sekarang, sih, berusahalah melakukan yang terbaik dan jadi orang yang menyenangkan sampai menemukan pekerjaan baru.

5. Pekerjaan sementara
Hari gini mencari pekerjaan baru memang sulit, tapi bukan berarti nggak mungkin. Bila sudah nggak tahan dari 'neraka' kita harus berani melirik lowongan pekerjaan baru sesuai minat kita—secara diam-diam tentunya. Sambil menunggu panggilan wawancara, ingatkan diri sendiri bahwa pekerjaan sekarang hanyalah sementara, jadi kita masih bisa bertahan sedikiiit... lagi, he he he. (f)


Alice Larasati

http://www.femina.co.id/career/5-hal-yang-perlu-diingat-saat-terpaksa-mempertahankan-pekerjaan-menyebalkan

Strategi Menghadapi Atasan atau Rekan Kerja yang Emosional


Foto: Pixabay

Performa kerjanya tidak diragukan lagi, otaknya cerdas, dan hampir selalu bisa diandalkan. Tapi sayang, emosinya yang meledak-ledak membuat orang 'gerah' dan ‘sport jantung’, ketika bekerja sama dengannya. Bagaimana tidak, melihat sedikit kekurangan saja, ia bisa langsung naik darah. Bahkan, kalau sudah lepas kontrol, ia tidak segan-segan mendamprat orang di depan umum. Jeleknya lagi, ia selalu memakai standar pribadi untuk mengukur segala sesuatu dan enggan berkompromi dengan orang lain.
Gemar melempar kritik, tapi dia sendiri sering bertindak seenaknya. Apabila ditegur, ia langsung naik pitam dan menganggap penegurnya terlalu berlebihan. Selain membuatnya dijauhi rekan kerja, sifatnya yang menjengkelkan ini akan berdampak buruk bagi kemajuan kariernya. Promosi yang harusnya bisa didapat dalam waktu singkat, terpaksa ditunda karena perangai buruknya.

Solusi: Menghadapi orang seperti ini, perlu kepala dingin. Sebab, jika Anda berdua sama-sama ngotot, pembicaraan tidak akan efektif dan malah akan memperuncing masalah. Kuncinya adalah momen yang tepat. Anda bisa memanfaatkan sesi feedback dalam forum pertemuan rutin untuk menyatakan sikap Anda sebagai pemimpin dalam menangani masalah. Kemukakan padanya, selain memerhatikan performa kerja, perusahaan juga memasukkan perilaku sebagai salah satu penilaian karyawan.

Tekankan juga bahwa akan lebih baik bagi perusahaan untuk mempekerjakan karyawan dengan kemampuan sedang-sedang saja tapi kooperatif, daripada pegawai yang pintar tapi berperangai buruk. Pasalnya, perjalanan waktu dan pengalaman mampu membuat skill seseorang bertambah. Tapi, perangai buruk akan terus menjadi sumber masalah. Jadi, lebih baik kehilangan satu orang ketimbang mengganggu ketenteraman kerja. Selain menjadi teguran tak langsung atau 'lampu kuning' bagi pembuat masalah, pembicaraan ini bisa sekaligus berfungsi sebagai warning atau peringatan bagi pegawai lain. (f)

Naomi Jayalaksana

http://www.femina.co.id/career/strategi-menghadapi-atasan-atau-rekan-kerja-yang-emosional

Saat Kantor Krisis, Haruskah Mengabari Keluarga?


Foto: Fotosearch

T: Bijakkah untuk tidak memberitahukan orang tua tentang kondisi kantor tempat saya bekerja yang sedang mengalami krisis, apalagi saya menjadi tulang punggung keluarga?

J: Menyimpan rahasia hanya akan memberikan beban mental yang cukup besar. Mulailah menceritakan keadaan sebenarnya agar keluarga juga menjadi lebih siap jika terjadi sesuatu. Dengan keterbukaan, Anda juga bisa berdiskusi mengenai langkah yang harus dilakukan, bila Anda kehilangan pekerjaan dan harus mencari pekerjaan baru. Hal-hal apa yang perlu disiapkan dan disesuaikan agar kondisi tidak makin memburuk dan membuat Anda makin tertekan. Biasakan untuk mengajak keluarga mengetahui segala sesuatu apa adanya. (f)


Nuri Fajriati

http://www.femina.co.id/career/saat-kantor-krisis-haruskah-mengabari-keluarga-

10 Kiat Hemat, Cermat, Kaya (Bagian 4)



10 Kiat Hemat, Cermat, Kaya (Bagian 3)



Foto: Fotosearch

Sulit banget bagi kita memulai langkah penghematan. Alhasil penghasilan bulanan sering habis tanpa sisa. Berikut tip hemat dari Indra Hadiwidjaja, konsultan keuangan Rencanakeuangan.com.

1 Alokasikan bonus. Jika mendapat bonus alokasikan ke tabungan Anda. Uang ini bukan penghasilan reguler sehingga jangan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Tapi jika Anda memiliki utang, uang ini bisa digunakan untuk melunasinya.

2 Buatlah kebiasaan menabung Rp 5.000. Nggak harus setiap hari, misalnya ada sisa kembalian dari supermarket atau kembalian uang makan, simpan di celengan rumah. Setelah beberapa bulan, kumpulkan dan masukan ke rekening tabungan.

3 Berpuasa sehari tentu akan mengurangi pengeluaran harian Anda. Namun, jangan diniatkan untuk menghemat ya, tetap niatkan untuk beribadah. Cukup seminggu dua kali. Sudah hemat, dapat pahala pula!

4 Manfaatkan segala promo. Saat ini banyak banget tempat belanja, maupun resto yang sering memberikan promo khusus, misalnya diskon atau buy 1 get 1. Dengan memanfaatkan promo Anda akan lebih hemat.

5 Jika berencana liburan, rencanakan saat low season sehingga harga nggak terlalu mahal mulai dari harga tiket dan akomodasi. Saat low season harga barang-barang di lokasi liburan juga cenderung lebih murah.

6 Kontrol pemakaian internet. Untuk menghemat kuota Anda bisa melakukan beberapa trik, yaitu memanfaatkan wifi, pasang airplane mode saat bekerja, atau matikan ponsel saat tidur malam. Jangan sampai kuota habis sebelum batas pemakaian. Bisa tekor, tuh.

7 Coba beralih ke merek yang lebih murah atau lirik keluaran swalayan. Menurut studi dari Private Label Manufacturers Association, selama enam minggu konsumen bisa menghemat 33% uang belanja jika tidak memilih produk bermerek langganannya. Ini setara dengan penghematan Rp300.000 per bulan.

8 Hobi sering kali menguras kantong. Akali hobi Anda agar tetap bisa menikmati dengan lebih hemat. Misalnya, hobi olahraga nggak harus ke gym, ganti saja dengan street workout. Atau, jika hobi koleksi action figure, belilah saat ada pameran besar yang memberikan banyak promo.

9 Bijaklah memilih transportasi yang Anda gunakan: kereta, taksi, bus, angkot, ojek, kopaja dan lain-lain. Bandingkan harga masing-masing. Pilih yang sesuai dengan pos dana transportasi Anda.

10 Manfaatkan promo transportasi online. Saat ini marak banget jasa transportasi online. Selama masih masa promo, manfaatkan sebaik mungkin. Dengan catatan, harga promo lebih hemat dibanding harga normal transportasi umum biasa. (f)

Dian Probowati

http://www.femina.co.id/money/10-kiat-hemat-cermat-kaya-bagian-3-?t=preview