Performa kerjanya tidak diragukan lagi, otaknya cerdas, dan hampir selalu bisa diandalkan. Tapi sayang, emosinya yang meledak-ledak membuat orang 'gerah' dan ‘sport jantung’, ketika bekerja sama dengannya. Bagaimana tidak, melihat sedikit kekurangan saja, ia bisa langsung naik darah. Bahkan, kalau sudah lepas kontrol, ia tidak segan-segan mendamprat orang di depan umum. Jeleknya lagi, ia selalu memakai standar pribadi untuk mengukur segala sesuatu dan enggan berkompromi dengan orang lain.
Gemar melempar kritik, tapi dia sendiri sering bertindak seenaknya. Apabila ditegur, ia langsung naik pitam dan menganggap penegurnya terlalu berlebihan. Selain membuatnya dijauhi rekan kerja, sifatnya yang menjengkelkan ini akan berdampak buruk bagi kemajuan kariernya. Promosi yang harusnya bisa didapat dalam waktu singkat, terpaksa ditunda karena perangai buruknya.
Solusi: Menghadapi orang seperti ini, perlu kepala dingin. Sebab, jika Anda berdua sama-sama ngotot, pembicaraan tidak akan efektif dan malah akan memperuncing masalah. Kuncinya adalah momen yang tepat. Anda bisa memanfaatkan sesi feedback dalam forum pertemuan rutin untuk menyatakan sikap Anda sebagai pemimpin dalam menangani masalah. Kemukakan padanya, selain memerhatikan performa kerja, perusahaan juga memasukkan perilaku sebagai salah satu penilaian karyawan.
Tekankan juga bahwa akan lebih baik bagi perusahaan untuk mempekerjakan karyawan dengan kemampuan sedang-sedang saja tapi kooperatif, daripada pegawai yang pintar tapi berperangai buruk. Pasalnya, perjalanan waktu dan pengalaman mampu membuat skill seseorang bertambah. Tapi, perangai buruk akan terus menjadi sumber masalah. Jadi, lebih baik kehilangan satu orang ketimbang mengganggu ketenteraman kerja. Selain menjadi teguran tak langsung atau 'lampu kuning' bagi pembuat masalah, pembicaraan ini bisa sekaligus berfungsi sebagai warning atau peringatan bagi pegawai lain. (f)
Naomi Jayalaksana
http://www.femina.co.id/career/strategi-menghadapi-atasan-atau-rekan-kerja-yang-emosional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar